18 November, 2008

Antara Softskills dan ESQ

Sebelum program softskills dikenal di masyarakat, sering kita dengar ada pelatihan ESQ. Keduanya sama-sama ingin memberikan karakter kepada bangsa Indonesia dengan mengembangkan atribut-atribut Jujur, Suka menolong, Cinta Sesama, ramah, senyum dll. Permasalahan yang mau saya angkat adalah apa perbedaan diantara keduanya.
ESQ atau kecerdasan Emosional Spiritual digulirkan oleh Ary Ginanjar, dengan gaya kasnya melaui kekuatan sound sistem dan banyak sekali menyadur ayat-ayat suci, sehingga warna agama kental sekali. Peserta diaduk-aduk perasaanya sehingga merasa bersalah, berdosa, kecil dan seolah-olah tidak berdaya dll yang pada akhirnya peserta menangis terharu, apalagi mengingat relasi dengan sosok Bunda. Pasca itu penceramah memasukan atribut sehingga peserta sangat berkesan dan akan mengingat hal itu.
Nah sekarang apa itu program soft skills. Sasaran program ini sebetulnya sama, tetapi diberikan dengan cara berbeda. Soft skills tidak menggunakan soud sistem dan lagu-lagu melankolis yang membantu peserta masuk kedalam suasana kontemplasi. Softskills menggunakan cara yang biasa, dengan berbagai macam permainan yang pada intinya memberikan kesadaran kepada peserta akan pentingnya mengembangkan keserdasan Emosional dan Spiritual. Dan yang menarik dari softskills adalah tidak banyak menggunakan ayat-ayat suci secara fulgar, melainkan menggunakan kata-kata bijak yang mungkin saja kata-kata bijak itu hasil saduran dari kitab suci.
Bukankah Softskills itu juga mengembangkan kecerdasan Emosional dan Spiritual, tentu saja, cuma kadang ada salah menangkap istilah kecerdasan spiritual yang sering dimaknai sama dengan kecerdasan religius. Padahal kalau kita menangkap arti spiritual itu adalah roh, semangat, motivasi, kekuatan yang membuat seseorang pantang menyerah untuk mencapai tujuan.