11 Maret, 2008

Presma Baru Semangat Baru


Siapa yang tidak kenal dengan Sosok Makhbub Zunaidi. Sosok mahasiswa yang patut diteladani menjadi aktivis sekaligus mempunyai IPK diatas 3,61 hal ini jelas mematahkan anggapan bahwa menjadi aktivis adalah sekedar pelarian, bukan itu melainkan adalah panggilan dan pilihan. Mahasiswa semester 6 Fakultas Teknik program studi Teknik Industri dengan NIM: E12.2005.00144 lahir di Jepara 10 Januari 1983, dan pernah menjuarai LKTM tingkat Fakultas, mampu mengungguli kedua kandidat lainnya dengan perolehan suara 176; sedangkan kandidat lainya 174 dan 170. Perolehan suara yang sangat ketat, menunjukkan bahwa kandidat calon Presiden semuanya bermutu baik, populer dan mempunyai karisma yang besarnya relatif sama.

Ada kesan seolah-olah bergilir berdasarkan fakultas, setelah FIK-2005 , FE-2006, FKM-2007 terus sekarang FT-2008. Tetapi hasil tersebut berdasarkan proses demokrasi yang cantik, indah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dari pergantian tersebut justru menunjukkan pengkaderan di setiap Fakultas berjalan secara baik.

Selamat bagi Presma Baru dan wakilnya untuk pemerintahan tahun 2008, semoga dalam memimpin mampu mengemban amanat yang diberikan oleh temen2 mahasiswa lainnya, sehingga benar-benar dapat memberdayakan semua elemn yang ada di UDINUS.

Terimakasih kepada Presma 2007, Nasmi dan Ridwan. Banyak karya yang telah anda ukir selama menjabat, anda tidak hanya copy paste program pemerintahan lama, melainkan berinovasi dan berusaha memunculkan program-program yang besar yang sangat membanggakan.

Dan tak lupa seluruh panitia kususnya mas Fahri/Kaqfa, anda menunjukkan bahwa kerja tim adalah menjadikan semua berjalan secara baik dan lancar.

Hidup Prema hidup mahasiswa hidup Pemira. Jayalah UDINUS untuk selama-lamanya.

04 Maret, 2008

Alasan Mahasiswa Menolak RUU BHP

RUU BHP merupakan amanat UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) seperti tercantum dalam Pasal 53 yang jelas-jelas mengamanatkan pembentukan badan hukum pendidikan. Dalam kaitan ini, pada 21 Maret 2007, pemerintah telah mengajukan draft RUU BHP ke DPR. Perlu diketahui bahwa RUU ini akan digodog di DPR RI Komisi X (Bidang Pendidikan). Proses berikutnya adalah DPR akan membahas RUU tersebut, diujipublikan dan kemudian disahkan. Tahap uji Publik dilakukan di 10 propinsi mulai 8-15 Desember dan 29 Desember 2007 hingga 6 Januari 2008.
Menurut Wakil Ketua Komisi X Heri Akhmadi mengemukakan selama proses pembahasan RUU BHP, Panitia Kerja DPR telah berupaya menyerap dan mengakomodasi berbagai aspirasi serta wacana yang berkembang di masyarakat. Berbagai aspirasi yang disampaikan masyarakat, antara lain menyangkut:
1.Pendanaan BHP
2.Keberadaan PNS
3.Keberadaan yayasan penyelenggara pendidikan
4.Serta beasiswa dan bantuan biaya pendidikan.
Sedangkan pihak-pihak yag menolak RUU tersebut adalah:
-Kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
-Penyelenggara atau pengelola yayasan pendidikan.
Dan tentunya DPR sebagi wakil dari rakyat berusaha memperhatikan aspirasi mereka dan menempatkan RUU BHP sebagai ketentuan hukum yang tidak merugikan mahasiswa dan penyelenggara pendidikan.

Tulis saya ini berusaha untuk mencari alasan-alasan mengapa mahasiswa dalam hal ini BEM menolak RUU BHP tersebut. Kita simak aksi mahasiswa yang menamakan dirinya Aliansi BEM Seluruh Indonesia yang menggelar unjuk rasa di Bundaran Kampus UGM. Alasan penolakan adalah mahasiswa menganggap RUU ini versi pemerintah yang mereka nilai sangat menyesatkan dan kental privatisasi, liberalisasi serta komersialisasi pendidikan. (baca antara) Ada juga alasan bahwa RUU BHP adalah suatu penyimpangan sejarah dalam pendidikan di Indonesia. Aliansi BEM seluruh Indonesia menolak komersialisasi dan liberalisasi pendidikan dalam bentuk badan hukum pendidikan. Aliansi BEM terdiri dari perwakilan delapan Universitas di Indonesia (Univ Lambung Mangkurat, IPB, Unibra, Unsud), semuanya berasal dari Perguruan Tinggi Negri. Ada beberapa aliansi BEM di tingkat nasional dintaranya Aliensi BEM Seluruh Indonesia (dominan PTN) dan Aliansi BEM Nusantara (Dominan PTS). Pada aksi Gerakan Mahasiswa Pembebasan di Unair mahasiswa menolak rencana pemerintah melegalkan RUU BHP, karena tidak memihak rakyat. Mahasiswa menuntut pendidikan murah dan bukan dengan menghisap darah rakyat. Dan masih banyak lagi alasan-alasan mahasiswa yang bisa dirangkum sebagai berikut:
1.Liberalisasi dan Komersialisasi pendidikan
2.Pendidikan menjadi Mahal dan hanya untuk orang kaya
3.Pemerintah Cuci tangan terhadap biaya pendidikan
Saya melalui Google mencari berita berkaitan dengan sikap mahasiswa PTS berkaitan dengan BHP, ternyata sampai sekarang belum menemukannya. Justru dikalangan PTS berita yang saya temukan berkaitan dengan dukung tolak BHP ini banyak yang berasal dari Yayasan (BPPTSI) dan APTISI. APTISI paling gencar mendukung sedangkan pihak Yayasan menolak. Saya Tidak membahas mengenai hal ini karena batasan judul saya adalah mahasiswa.
Dari pencarian berita yangg gagal tersebut saya mengubah judul saya menjadi”Mengapa mahasiswa PTN Menolak BHP?”. Alasan yang dikemukakan mahasiswa PTN diatas sangat tepat, karena mahasiswa PTN selama ini sangat menikmati berbagai subsidi dari pemerintah berupa keringanan biaya pendidikan. Jika PTN menjadi BHP maka harus mampu menghidupi dirinya sendiri secara otonom, dan kalau lembaga gagal mencari sumber lain ya kebijakannya pasti menaikan biaya pendidikan dengan menarik uang dari mahasiswa. Ada sisi lain yang perlu dilihat jika PTN dan PTS diubah menjadi BHP, kedudukan PTN sama dengan PTS di mata pemerintah, jika pemerintah masih “bang cinde bang ciladang” dan masih memprioritaskan PTN dan menomorduakan PTS maka PTS perlu protes keras. Kita doakan semoga DPR bisa memutuskan dan mengesahkan UU BHP ini secara baik bagi kemajuan bangsa Indonesia dimasa kini dan masa yang akan datang.

03 Maret, 2008

Ingin Menerima Beasiswa? Menulislah



Jika atmosfir akademis tercipta dalam suatu Kampus, maka suasana kampus benar-benar mencerminkan suasana ilmiah. Mahasiswa dan dosen berinteraksi dalam rangka pengembangan ilmu. Mahasiswa berkumpul dan berdiskusi dalam rangka meningkatkan kemampuan akademis. Guna meningkatkan atmosfir akademik Udinus bisa ditempuh dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan mewajibkan mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa membuat karya tulis Ilmiah. Adapun acuan karya tulis ilmiah adalah berdasar program Dikti yaitu:
1. Karya Tulis Mahasiswa
2. Proposal PKM
3. Tulisan PKMI
diharapkan dengan syarat tersebut mahasiswa lebih berkompetisi secara ilmiah. Perlu disampaikan bahwa Pemerintah memberikan 113 beasiswa bagi mahasiswa UDINUS, yang terdiri dari 45 PPA dan 68 BBM, tiap bulan mahasiswa akan mendapat Rp. 250.000,- selama satu tahun. Untuk tahun ini tidak ada perbedaan antara PPA dan BBM. Kenaikan yang cukup drastis dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana mahasiswa hanya mendapatkan uang beasiswa sebesar 150.000,- perbulan. Bagi yang tertantang untuk mendapatkan beasiswa dimohon segera melihat pengumuman dan segera menulis karya ilmiah, ingat paling lambat dokumen dan syarat-syarat dikumpulkan di BIMA tanggal 10 Maret 2008. Kami Tunggu

Menjadi Aktivis Mahasiswa Adalah Panggilan dan Pilihan

Masa kepengurusan pemerintahan mahasiswa hanya 1 tahun. Masa yang terlalu pendek untuk melaksanakan program-program strategis. Akan tetapi 1 tahun cukuplah kalau dimanfaatkan secara sungguh-sungguh untuk menjalankan program kerja yang diamanatkan sidang umum.
Tanggal 10 s/d 11 Maret 2008 adalah puncak pesta demokrasi mahasiswa UDINUS. Dua hari tersebut dimanfaatkan oleh pemira untuk mengadakan pencoblosan. Seperti layaknya pemilihan Pemimpin yang menentukan maju mundurnya suatu orgnisasi, maka Pemira diawali dengan berbagai macam tahapan. Pada tanggal 6 Maret akan diadakan kampanye dialogis, disinilah calon presiden akan diuji kepiawaiannya berdiplomasi dihadapan publik.
Dalam diskusi tentang kepemimpinan mahasiswa dengan pembicara alumni dan mantan Aktivis Mas Taufan dan WR 3 Tyas Catur Pramudi, serta dihadiri semua calon Presiden dan para aktivis mahasiswa, memberikan gambaran yg jelas bahwa menjadi pemimpin harus memiliki syarat-syarat tertentu, terutama adalah softskills yang baik. Maksudnya mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, bisa menjalin relasi dengan orang lain, bisa kerjasama dan yang terutama adalah sejauhmana yang bersangkutan menemukan jati dirinya. Karena kegagalan mengenali diri sendiri akan menghambat usaha perkembangan kepribadian secara optimal, dan membahayakan keberlangsungan organisasi.
Dibahas juga dalam diskusi Panel tersebut, apa keuntungan menjadi pemimpin mahasiswa. Sedangkan menurut penelitian bahwa aktivis mahasiswa tidak melebihi angka 10%. Bisa dinumerikan 10% dari 9 ribu mahasiswa UDINUS, terdapat 900 mahasiswa. Padahal dari 10% aktivis tersebut hanya 3% yang menjadi pemimpin.
Nah apa yang bisa ditarik dari fakta ditas, menjadi aktivis mahasiswa adalah panggilan, dan menjadi pemimpin mahasiswa adalah pilihan. Justru bertanyaanya dikembangkan sebagai berikut "Menjadi aktivis, sudah berdayakah anda?" kalau anda sudah berdaya, sejauh mana anda memberdayakan 90% yang bukan aktivis menjadi berdaya.
Mumpung masih muda, belajarlah organisasi secara optimal. Untuk bekal nanti diusia produktif, karena mau tidak mau generasi akan berganti, kepemimpinan akan berpindah, dan tiba saatnya anda akan tampil menjadi pemimpin masyarakat. Mengingat berlatih organisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills yang memang tidak diajarkan di kurikulum. Sangat disayangkan jika mahasiswa tidak tertarik untuk menjawab panggilan tersebut, dengan membuang waktu-waktu mudanya hanya untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.
Mari kita sukseskan Pemilu Raya Mahasiswa UDINUS tahun 2008, semoga bisa terpilih pemerintahan yang demokratis, peka akan kebutuhan mahasiswa dan selalu mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan tidak lupa selalu menjunjung tinggi Panji Dian Nuswantoro sebagai almamater yang sudah memberikan proses pendidikan dengan memanusiawikan manusia muda menjadi benar-benar manusia sejati. Hidup Mahasiwa, jaya UDINUS.