Masa kepengurusan pemerintahan mahasiswa hanya 1 tahun. Masa yang terlalu pendek untuk melaksanakan program-program strategis. Akan tetapi 1 tahun cukuplah kalau dimanfaatkan secara sungguh-sungguh untuk menjalankan program kerja yang diamanatkan sidang umum.
Tanggal 10 s/d 11 Maret 2008 adalah puncak pesta demokrasi mahasiswa UDINUS. Dua hari tersebut dimanfaatkan oleh pemira untuk mengadakan pencoblosan. Seperti layaknya pemilihan Pemimpin yang menentukan maju mundurnya suatu orgnisasi, maka Pemira diawali dengan berbagai macam tahapan. Pada tanggal 6 Maret akan diadakan kampanye dialogis, disinilah calon presiden akan diuji kepiawaiannya berdiplomasi dihadapan publik.
Dalam diskusi tentang kepemimpinan mahasiswa dengan pembicara alumni dan mantan Aktivis Mas Taufan dan WR 3 Tyas Catur Pramudi, serta dihadiri semua calon Presiden dan para aktivis mahasiswa, memberikan gambaran yg jelas bahwa menjadi pemimpin harus memiliki syarat-syarat tertentu, terutama adalah softskills yang baik. Maksudnya mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, bisa menjalin relasi dengan orang lain, bisa kerjasama dan yang terutama adalah sejauhmana yang bersangkutan menemukan jati dirinya. Karena kegagalan mengenali diri sendiri akan menghambat usaha perkembangan kepribadian secara optimal, dan membahayakan keberlangsungan organisasi.
Dibahas juga dalam diskusi Panel tersebut, apa keuntungan menjadi pemimpin mahasiswa. Sedangkan menurut penelitian bahwa aktivis mahasiswa tidak melebihi angka 10%. Bisa dinumerikan 10% dari 9 ribu mahasiswa UDINUS, terdapat 900 mahasiswa. Padahal dari 10% aktivis tersebut hanya 3% yang menjadi pemimpin.
Nah apa yang bisa ditarik dari fakta ditas, menjadi aktivis mahasiswa adalah panggilan, dan menjadi pemimpin mahasiswa adalah pilihan. Justru bertanyaanya dikembangkan sebagai berikut "Menjadi aktivis, sudah berdayakah anda?" kalau anda sudah berdaya, sejauh mana anda memberdayakan 90% yang bukan aktivis menjadi berdaya.
Mumpung masih muda, belajarlah organisasi secara optimal. Untuk bekal nanti diusia produktif, karena mau tidak mau generasi akan berganti, kepemimpinan akan berpindah, dan tiba saatnya anda akan tampil menjadi pemimpin masyarakat. Mengingat berlatih organisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills yang memang tidak diajarkan di kurikulum. Sangat disayangkan jika mahasiswa tidak tertarik untuk menjawab panggilan tersebut, dengan membuang waktu-waktu mudanya hanya untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.
Mari kita sukseskan Pemilu Raya Mahasiswa UDINUS tahun 2008, semoga bisa terpilih pemerintahan yang demokratis, peka akan kebutuhan mahasiswa dan selalu mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan tidak lupa selalu menjunjung tinggi Panji Dian Nuswantoro sebagai almamater yang sudah memberikan proses pendidikan dengan memanusiawikan manusia muda menjadi benar-benar manusia sejati. Hidup Mahasiwa, jaya UDINUS.
Tanggal 10 s/d 11 Maret 2008 adalah puncak pesta demokrasi mahasiswa UDINUS. Dua hari tersebut dimanfaatkan oleh pemira untuk mengadakan pencoblosan. Seperti layaknya pemilihan Pemimpin yang menentukan maju mundurnya suatu orgnisasi, maka Pemira diawali dengan berbagai macam tahapan. Pada tanggal 6 Maret akan diadakan kampanye dialogis, disinilah calon presiden akan diuji kepiawaiannya berdiplomasi dihadapan publik.
Dalam diskusi tentang kepemimpinan mahasiswa dengan pembicara alumni dan mantan Aktivis Mas Taufan dan WR 3 Tyas Catur Pramudi, serta dihadiri semua calon Presiden dan para aktivis mahasiswa, memberikan gambaran yg jelas bahwa menjadi pemimpin harus memiliki syarat-syarat tertentu, terutama adalah softskills yang baik. Maksudnya mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, bisa menjalin relasi dengan orang lain, bisa kerjasama dan yang terutama adalah sejauhmana yang bersangkutan menemukan jati dirinya. Karena kegagalan mengenali diri sendiri akan menghambat usaha perkembangan kepribadian secara optimal, dan membahayakan keberlangsungan organisasi.
Dibahas juga dalam diskusi Panel tersebut, apa keuntungan menjadi pemimpin mahasiswa. Sedangkan menurut penelitian bahwa aktivis mahasiswa tidak melebihi angka 10%. Bisa dinumerikan 10% dari 9 ribu mahasiswa UDINUS, terdapat 900 mahasiswa. Padahal dari 10% aktivis tersebut hanya 3% yang menjadi pemimpin.
Nah apa yang bisa ditarik dari fakta ditas, menjadi aktivis mahasiswa adalah panggilan, dan menjadi pemimpin mahasiswa adalah pilihan. Justru bertanyaanya dikembangkan sebagai berikut "Menjadi aktivis, sudah berdayakah anda?" kalau anda sudah berdaya, sejauh mana anda memberdayakan 90% yang bukan aktivis menjadi berdaya.
Mumpung masih muda, belajarlah organisasi secara optimal. Untuk bekal nanti diusia produktif, karena mau tidak mau generasi akan berganti, kepemimpinan akan berpindah, dan tiba saatnya anda akan tampil menjadi pemimpin masyarakat. Mengingat berlatih organisasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan soft skills yang memang tidak diajarkan di kurikulum. Sangat disayangkan jika mahasiswa tidak tertarik untuk menjawab panggilan tersebut, dengan membuang waktu-waktu mudanya hanya untuk kegiatan yang tidak bermanfaat.
Mari kita sukseskan Pemilu Raya Mahasiswa UDINUS tahun 2008, semoga bisa terpilih pemerintahan yang demokratis, peka akan kebutuhan mahasiswa dan selalu mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan tidak lupa selalu menjunjung tinggi Panji Dian Nuswantoro sebagai almamater yang sudah memberikan proses pendidikan dengan memanusiawikan manusia muda menjadi benar-benar manusia sejati. Hidup Mahasiwa, jaya UDINUS.
1 komentar:
pa adakah kiat jitu untuk memeberdayakan mahasiswa yg 90% tersebut..? dan bagaimanakah kita sebagai aktivis untuk menjadi contoh yg baik terhadap rekan2 kita ..?
Posting Komentar