17 Februari, 2008

Muatan Soft Skills Perlu Dipikirkan UDINUS



Apa kira-kira yang ingin disampaikan dengan gambar di samping? Ada dua sisi yang sangat penting kita perhatikan untuk menjalankan proses pendidikan, baik itu dari play grup sampai perguruan tinggi, yaitu Hard Skills dan Soft Skills. Mengacu pendapat dari Sugiyopranoto yang mengutarakan bahwa hakekat pendidikan itu adalah memanusiakan manusia muda. Artinya apa? sejauhmana pendidik itu diarahkan untuk menjadikan seorang pribadi menjadi lebih manusiawi (bukan semakin menjadi robot). untuk mencapai hal ini, tidaklah cukup manusia muda hanya dijejali teori-teori mengenai ilmu pengetahuan yang tertuang dalam perangkat kurikulum (Hardskills), melainkan harus disempurnakan dengan usaha pengembangan soft skills. Jika dua hal tersebut berjalan maka pendidikan di UDINUS benar-benar mencerdaskan kehidupan bangsa yng mampu berkompetisi dengan bangsa lain.
Pertanyaanya apakah soft skills itu?
Soft skills adalah kemampuan seseorang untuk bisa beradaptasi dan benkomunikasi dengan baik pada lingkungan dimana dia berada. Ini penting, karena banyak para lulusan penguruan tinggi ketika diminta berbicara, menyampaikan ide atau gagasan serta mempresentasikan karyanya, tidak siap.
Sarjana Payah dan Sarjana Muntaber
Dikalangan masyarakat pengguna, terdapat istilah-istilah yang bagi kita tidak enak di dengar semisal sarjana payah dan sarjana muntaber. Kata ”payah” ini bisa berarti sarjana sekarang tidak tangguh, cepet bosan, bertabiat seperti kutu loncat, tidak bekerjasama, kurang jujur, tidak memiliki integritas dan kurang memiliki rasa humor.
Sedangkan istilah bahwa sarjana sekarang banyak yang suka ”muntaber”, alias mundur tanpa berita. Maksudnya jika mereka sudah teken kontrak 2 tahun, baru 6 bulan sudah bosan atau tidak tahan menghadapi dunia kerja. Bagus kalau mereka memberi tahu pimpinan secara langsung. Acapkali, mereka pergi begitu saja tanpa pemberitahuan alias ”muntaber”.
bagaimana UDINUS sebagai lembaga pendidikan dalam merancang program-program dan kegiatan yang bisa mengembangkan soft skills ke mahasiswa, agar sarjana yang diluluskan tidak menjadi sarjana "Payah" dan "Muntaber".
Pertama adalah membuat dan mengembangkan wadah-wadah organisasi mahasiswa seperti BEM, DPM, HM, UKM dan kelompok-kelompok studi, serta bagaimana agar mahasiswa sadar bahwa hal itu penting untuk diikuti kemudian berpartisipasi aktif didalamnya.
Kedua adalah mahasiswa didorong untuk mengikuti program-program pembinaan bidang penalaran, contohnya PKM, Mawapres, LKTM, Pers kampus, Nulis di Blog (hehehe seperti saya), kelompok studi dll. Selain itu juga didorong untuk mengembangkan bakat dan minatnya secara optimal.
Ketiga adalah usaha penularan softskills dari semua dosen UDINUS saat mengajar, misalnya sikap disiplin, bertanggungjawab, berkarakter, komunikasi yang baik, penuh perhatian, murah senyum dan punya rasa humor tinggi, ceria dan gembira, termasuk didalam memberi penugasan-penugasan dalam perkuliahan.
Nah dari paparan tersebut diatas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa pendidikan tidak sekedar membuat anak didik menjadi pandai, melainkan bagaimanan anak didik kita diajak untuk berdaya agar menjadi cerdas dan kompetitif.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Selama ini memang kita kurang menyadari bahwa kemampuan softskill akan banyak bermanfaat bagi kita sendiri. Secara tidak kita sadari pengetahuan sofsklill memang sangat berperan dalam upaya pembentukan mental dan karakter seseorang sejak dini. Oleh sebab itu softskill perlu perlu kita latih sejak dini juga, dan saya setuju banget dengan kata pak tyas yaitu dengan menekankan pada organisasi2 yang ada di campus ataupun dengan hal yang sangat kecil seperti budaya nulis lewat ngeblog (hehehehe).... thank’s

Y. Tyas Catur Pramudi mengatakan...

Betul mas erory, anda termasuk salahsatu mahasiswa yang menyadari akan pentingnya mengembangkan soft skills. Berkembanglah dimana anda ditanam

Dede Solehudin Wiarta Diputera mengatakan...

wah ada-ada aja, sarjana muntaber tu apaan pa? MUNdur TAnpa BERita maksudnya?
lagi hangat tuh isue kayaknya?
ngomong2 masalah soft skills, itu etuju. tapi kadang-kadang soft skill itu jadi bumerang juga. Ya...idelanya soft skills plus plus lah pa..

d2

Dede Solehudin Wiarta Diputera mengatakan...

Maksudnya, plus-plus adalah bahwa soft skills yang telah di tanamkan dan dimiliki harus tetap bersandar pada satu nilai kebajikan. saya merasakan bahwa soft skill yang yang saya miliki sekarang ini (jika memang ada) sungguh kurang dan tak banyak bermanfaat jika tanpa di barengi satu nilai itu maka sia-sia juga pada khirnya.

Dede Solehudin Wiarta Diputera mengatakan...

kampus itu memang untuk menimba dua kemampuan yaitu soft skill dan hard skills, atau bisa dikatakab sebagai proses memanusiakan manusia dan memanusiakan homo sapiens yang memiliki faham homo homini lupus. Saya sering mengistilahkan bahwa kampus adalah KOTAK PEMANUSIA. Jadi kalo udah lulus kuliah itu harus jadi MANUSIA. dalam pengertian bahwa manusia yang di maksud adalah manusia yang homo homini socius(manusia yang memiliki budaya dan beretika).
ah..jadi nglantur nie